Pembelajaran di Bimbingan Belajar Berbeda dengan Sekolah Formal

Sejak tahun 2003 (KBK) pendidikan di Indonesia menerapkan evaluasi yang mencakup 3 hal, yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif). Hingga kurikulum terbaru saat ini evaluasi mengenai tiga hal tersebut masih diberlakukan. Pembelajaran pun disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang harus dimiliki siswa Indonesia saat ini.

Bagaimana dengan pembelajaran di bimbingan belajar? Apakah sama dengan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah formal?

Bimbingan belajar lebih mengutamakan satu aspek, yaitu pengetahuan atau kognitif. Metode pembelajaran difokuskan pada Kompetensi Inti Ketiga (pada kurikulum 2013 atau kurikulum nasional). Untuk sikap dan keterampilan siswa bisa mengembangkannya sendiri selama proses pembelajaran di sekolah.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran paling dominan yang diterapkan di bimbingan belajar adalah ceramah atau ekspositori dengan mengedepankan interaksi aktif antara pengajar dan siswa. Hal ini dilakukan mengingat durasi yang tersedia untuk melakukan kegiatan belajar terbatas maksimal hanya 90 menit untuk dalam satu pertemuan untuk satu mata pelajaran. Berbeda dengan di sekolah yang memiliki waktu lebih leluasa sehingga dapat digunakan untuk menerapkan berbagai metode, model, dan pendekatan pembelajaran.

Materi Pelajaran

Pembahasan materi pelajaran di bimbel dibuat seringkas mungkin, baik secara lisan atau pun di buku panduan belajar / modul yang disediakan. Tujuannya agar siswa dapat memahami materi pelajaran seefektif mungkin. Bahkan dalam membahas penyelesaian soal, beberapa lembaga bimbel menerapkan cara menjawab cepat dan tepat. Salah satu keunikan yang ditonjolkan oleh sebuah bimbel adalah koleksi rumus yang dimiliki untuk digunakan siswa agar memahami materi pelajaran dengan cepat dan menyelesaikan soal juga secara cepat.