Generasi Copy Paste

Sebelum dikenal copy-paste, pada era mesin ketik orang membuat sebuah dokumen beserta salinannya sekaligus dengan cara menumpuk kertas yang di antaranya disimpan kertas karbon. Agar ketika palu mesin ketik membuat sebuah karakter di kertas yang asli, kertas yang di bawahnya juga membuat karakter yang sama. Beda halnya dengan fotocopy. Salinan hasil fotocopy terlihat tidak asli dibanding dengan hasil copy-paste baik melalui komputer atau dengan mesin ketik.

Istilah copy-paste muncul setelah era digital membahana dan menyusupi setiap kalangan, baik profesional, pelajar, dan masyarakat pada umumnya. Istilah copy-paste merujuk pada kegiatan menyalin data digital yang sudah ada dan menempelkannya di lokasi yang berbeda. Copy-paste ini dilakukan terhadap konten sebuah data/dokumen, file, dan folder. Adanya metode ini cukup mempermudah suatu pekerjaan. Kita tidak perlu membuat ulang sebuah dokumen atau sebagian dokumen untuk memperbanyak dokumen yang sudah ada. Kita juga tidak perlu mengambil gambar dengan kamera pada objek yang sama secara berulang-ulang untuk mendapatkan salinan gambar yang sama. Begitu pun dengan jenis data yang lainnya. Namun kemajuan teknologi selalu diiringi dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, termasuk metode copy-paste ini.

Kelebihan dari metode copy-paste secara digital seperti sudah dijelaskan sebelumnya adalah berguna untuk membuat salinan data yang berbentuk file atau folder. Metode copy-paste sangat berguna untuk kepentingan publikasi dan koleksi data seperti penyusunan surat kabar. Bagian-bagian dari surat kabar dikerjakan oleh masing-masing orang. Kemudian hasil pekerjaannya dikumpulkan di suatu komputer --tentunya melalui copy-paste-- dan disusun menjadi konten surat kabar yang utuh. Copy-paste juga digunakan untuk membuat salinan atau memindahkan data dari suatu alat penyimpanan data ke alat penyimpanan data yang lainnya dengan tujuan diantaranya untuk kepentingan backup dan proses pemindahan data.

Kekurangannya adalah adanya penyalah-gunaan metode copy-paste ini dalam hal pembuatan sebuah dokumen. Banyak pelajar yang membuat tugas dengan hanya menyalin tulisan yang mereka peroleh dari halaman website melalui internet. Padahal adanya tugas berupa makalah adalah untuk melatih siswa dalam menulis. Banyak juga orang yang menyalin konten hasil karya orang lain dan diklaim menjadi seolah-olah hasil karyanya. Contohnya adalah blogger yang mengisi kontennya hanya dengan cara menyalin konten blog orang lain dan meletakannya di blog miliknya tanpa memperhatikan aturan-aturan yang ada, sehingga seolah-olah konten tersebut adalah hasil karyanya. Sekadar mengingatkan bagi blogger yang suka copas dari blog orang, ngebog itu bukan sekadar publish konten untuk mendapatkan pengunjung sebanyak-banyaknya tapi ngeblog itu salah satu bentuk aktualisasi diri dan sarana berbagi pemikiran serta karya sendiri ke khalayak umum melalui media internet. Copas konten blog orang lain tidak hanya membuat rugi orang lain tersebut, tetapi juga akan membuat buntu kreativitas.

Saya teringat waktu sekolah dulu ketika belajar Bahasa Indonesia, guru meminta siswa menceritakan kembali dengan bahasa sendiri setelah membaca suatu tulisan. Saya rasa pelajaran itu sangat penting untuk melatih siswa dalam menyusun informasi yang diperoleh melalui lisan atau pun tulisan. Dengan memiliki kemampuan tersebut, siswa tidak lagi akan berpikir untuk membuat tugas dengan cara copy-paste mentah-mentah. Tapi dengan menyusun kembali informasi yang diperoleh. Walaupun begitu, adakalanya kita secara mentah-mentah menyalin tulisan yang berupa kutipan. Tentunya dengan menggunakan aturan penulisan kutipan yang benar.